Dukung Bisnis Mahasiswa, ITK Beri Bantuan Modal

Dalam rangka mendukung kegiatan bisnis mahasiswa, Institut Teknologi Kalimantan (ITK) menggelar program Hibah Kewirausahaan untuk memberikan bantuan modal pada bisnis rintisan mahasiswa. Kegiatan ini dimulai dengan penerimaan proposal bisnis yang diikuti oleh 20 tim mahasiswa. Proposal ini kemudian direview dan diseleksi oleh tim reviewer yang terdiri atas pembina kewirausaaan dari Pusat Kemaahasiswaan dan Alumni (PKA), tim Inkubator Bisnis Teknologi (IBT) ITK, dan ketua koperasi ITK. Dari hasil seleksi, terpilih 10 proposal yang mendapat bantuan modal sebesar masing-masing Rp 2.000.000,- Disamping pemberian bantuan modal, juga dilakukan pendampingan dalam bentuk monitoring dan evaluasi (Monev) untuk memastikan bisnis mahasiswa berjalan sekaligus mendiskusikan masalah yang dihadapi. Monev pertama dilaksanakan pada hari Minggu, 29 November 2020. Selain tim pelaku bisnis, acara ini juga dihadiri oleh dosen pembimbing dan tim reviewer. Pada kesempatan ini, setiap tim mempresentasikan progres bisnis masing-masing dan rencana yang akan dilakukan selanjutnya.  Monev direncanakan akan dlaksanakan secara kontinu selama dua bulan, yaitu November dan Desember, dilanjutkan dengan pendampingan non formal selama bisnis berjalan. Melalui program ini diharapkan bisnis mahasiswa dapat berkembang dengan baik sehingga dapat ikut serta dalam berbagai kompetisi kewirausahaan di tingkat nasional, seperti KBMI, KIBM, dan ASMI. Kompetisi-kompetisi tersebut mensyaratkan bisnsi harus sudah berjalan minimal enam bulan. Karena itu, program Hibah Kewirausahaan ITK ini diharapkan dapat mencetak bibit-bibit pengusaha muda yang akan mewakii ITK tahun 2021.

Pantau Kemajuan Bisnis Mahasiswa melalui Monev KIBM 2020

Sabtu (14/11), pengelola kegiatan kewirausahaan Institut Teknologi Kalimantan (ITK) menyelenggarakan Monitoring dan Evaluasi (Monev) internal Kompetisi Inovasi Bisnis Mahasiswa (KIBM) 2020. Acara ini diselenggarakan untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanakan bisnis mahasiswa yang mendapat hibah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Pusat Prestasi Nasional. KIBM yang baru pertama kali dilaksanakan tahun in dibuka untuk tiga kategori yaitu: kategori disabilitas, Akademik, dan Vokasi. Pada tahun ini, ITK mengirimkan sebanyak 10 proposal bisnis mahasiswa yang telah berjalan minimal 6 bulan. Dua proposal diantaranya lolos didanai dan mendapat bantuan dana sebesar total Rp 23.500.000,-. Dana ini digunakan mahasiswa untuk mengembangkan bisnis yang mereka jalankan. Kedua kelompok yang lolos pendanaan KIBM adalah tim Scylla Farm, yaitu bisnis budidaya kepiting telur dengan metode injeksi hormon tiroksin, dan Dipasar.Online, yaitu bisnis berbasis digital yang menyediakan kebutuhan harian masyarakat seperti sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, dan lain-lain.  Berdasarkan hasil monev, masih banyak hal yang perlu ditingkatkan dari kedua tim, terutama dari segi pemasaran. Diperlukan strategi untuk dapat mempublikasikan bisnis mereka kepada masyarakat luas. Hal ini dapat dilakukan salah satunya dengan memanfaatkan berbagai media yang ada, teritama media sosial yang kini banyak diminati oleh masyarakat. Harapannya melalui monev ini, tim pelaku bisnis mendapatkan masukan yang berharga dari para pemonev sehingga dapat mengembangkan bisnis mereka menjadi lebih baik lagi. 

PELAKU USAHA BIDANG PANGAN OLAHAN MENGIKUTI WORKSHOP YANG DISELENGGARAKAN OLEH IBT-ITK

Minggu (22/11) sekitar 50 peserta dari pelaku usaha bidang pangan olahan mengikuti Workshop Izin Edar Produk Pangan Olahan yang diselenggarakan oleh Inkubator Bisnis Teknologi Institut Teknologi Kalimantan (IBT-ITK) bekerjasama dengan Badan Pengawas Obat dan Makananan (BPOM) dan Lembaga fasilitator Big Indonesia. Workshop diselenggarakan dengan mengundang beberapa narasumber terkait dengan izin edar produk pangan olahan yaitu BPOM RI, Loka POM Balikpapan dan Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. Peserta yang mengikuti workshop diberikan materi berupa proses dan tata cara registrasi produk pangan olahan di BPOM, teknis mendadapatkan sertifikat ijin edar (SPP-IRT) dari Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Pelatihan tata Kelola industri rumah tangga baik dari segi lingkungan dan proses produksi oleh Loka POM Balikpapan dan pelatihan membuat label dan kemasan yang baik oleh IBT-ITK.  Pemateri dari BPOM RI diwakili oleh Direkektur Registrasi Pangan Olahan Deputi bidang Pengawasan Pangan Olahan Dra. Anisyah, Apt, MP. Dalam materinya Bu Aan sapaan akrab beliau menuturkan bahwa proses pendaftaran produk dilakukan secara online melalaui OSS BPOM yang sebelumnya pelaku usaha harus sudah mendapatkan sertifikat IRTP dari Dinas Kesehatan melalui DPMPT. Produk pangan olahan yang beredar tidak cukup jika hanya memiliki ijin IRTP. Produk pangan olahan harus mengikuti standar yang sudah ditentukan oleh Badan POM agar peredaran di pasar dapat dikontrol dan dijaga kualitas produknya. Sementara itu Dinas Kesehatan Kota Balikpapan yang diwakili oleh Dra. P. Triwulaningsih, Apt, M.Kes. Kepala Bidang SDK memberika paparan bagaimana pelaku usaha dapat memperoleh SPP-IRT. Pelaku usaha harus sudah mengikuti penyuluhan pangan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan. DInas Kesehatan Kota Balikpapan sendiri aktif memprogramkan penyuluhan pangan 5 kali dalam satu tahun. Namun masih banyak kendala seperti kurang terpenuhinya kuota pelaku usaha dsb.  Untuk mendapatkan izin edar tersebut, pelaku usaha tidak boleh lupa akan aspek penting lainnya seperti proses produksi dan lingkungan. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Loka POM Kota Balikpapan Dra. Sumiaty Haslinda, Apt. Bu Linda memaparkan standar produksi serta lingkungan yang baik agar produk pelaku usaha bisa mendapatkan sertifikat izin edar dari BPOM RI. Selain itu salah satu aspek yang harus didaftarkan pada saat mendaftarkan produk ke izin edar BPOM, pelaku usaha harus mempunyai label dan kemasan yang baik. Terkadang ini banyak diabaikan oleh pelaku usaha yang baru bahkan yang sudah lama berkecimpung. Label dan Kemasan memiliki standar yang sudah ditentukan oleh BPOM. Winarni, S.Si, M.Si. menuturkan bahwa label harus mengkuti standar tanpa mencantumkan klaim apapun dari produk tersebut. Label juga harus memberikan informasi yang jelas dan lugas. Sementara untuk kemasan pangan harus sesuai dengan standar kemasan untuk pangan. Workshop dilakukan secara daring dengan tetap memberikan efek semangat dan antusias yang begitu besar pada pelaku usaha. Harapan dengan mengikuti workshop tersebut peserta dapat mulai menyiapkan diri untuk mendaftarakan produknya untuk menda[atkan sertifikat izin edar. Selanjutnya kolaborasi seperti ini akan terus dikembangakn oleh IBT-ITK dengan pihak-pihak terkait demi memajukan pelaku usaha di Indonesia. (IBT-ITK,2020)

PELAKU USAHA HARUS SADAR PENTINGNYA LEGALITAS USAHA

Sabtu (21/11) Inkubator Bisnis Teknologi Institut Teknologi Kalimantan (IBT-ITK) mengadakan WEBINAR dengan Tema : Urgensi Legalitas Usaha Bagi Pelaku Usaha dan Teknis Pengajuannya. Webinar tersebut menghadirkan Dina Penanaman Modal dan Perijanan Terpadu Satu Pintu (DPMPT-SP) Kota Balikpapan. DPMPT selaku Pemateri dalam acara Webinar memaparkan Bagaimana pengajuan Legalitas Usaha dan kelengkapan yang harus disiapkan oleh Pelaku Usaha. Banyak pelaku usaha belum sadar bahwa ijin usaha sangat dibutuhkan untuk memperluas pasar produk dan juga untuk melindungi produk ditarik dari pasar. Legalitas Usaha diperlukan untuk usaha skala mikro sampai usaha yang besar. Untuk proses pengurasannya berbeda tergantung dari skala usaha para pelaku usaha. Webinar diikuti oleh kurang lebih 40 pelaku usaha dan calon pelaku usaha. IBT-ITK tidak hanya membidik para pelaku usaha sebagai peserta webinar tetapi juga para calon pelaku usaha sebab terkadang banyak yang belum paham apa legalitas usaha dan pentingnya serta Teknis mengurus legal tersebut. Winarni selaku Kepala IBT-ITK menyatakan bahwa banyak mahasiswa ITK yang tengah berwirausaha namun belum paham usahanya harus dilegalkan supaya pasar yang dapat dijangkau lebih luas dan usaha terdaftar sehingga untuk pengerusan legal yang lainnya bisa dilakukan. Pengurusan legal usaha saat ini lebih mudah untuk dilakukan sebab sudah dapat dilakukan secara online melalui Online Single Submission (OSS) dan sesuai dengan legal apa saja yang dibutuhkan oleh pelaku usaha. Pelaku usaha hanya perlu menyiapakan idenditas diri, NPWP, dan dokumen-dokumen pendukung untuk pengisian di OSS DPMPT-SP. Menariknya pengajuan bisa dilakukan dalam waktu yang cukup singkat terang Eni Kasi Pengaduan dan Layanan Informasi DPMPT-SP. Webinar dilaksanakan kurang lebih selama 3 jam dengan antusiasme peserta yang luar biasa meskipun dilakukan secara daring. (IBT-ITK,2020)

Bangkitkan Semangat Wirausaha Mahasiswa, KM ITK gelar LKMW

Kamis (19/11), Kementerian Kewirausahaan Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan (KM ITK) mengadakan pembukaan acara Latihan Keterampilan Mahasiswa Wirausaha atau yang biasa disingkat LKMW. LKMW bertujuan untuk memberikan motivasi dan menumbuhkan jiwa wirausaha bagi mahasiswa ITK. Dengan demikian, diharapkan kedepannya alumni ITK akan mampu berkontribusi untuk membuka lapangan pekerjaan melalui bisnis yang dijalankan. Acara yang diadakan secara daring melalui platform Zoom ini dihadiri lebih dari 500 mahasiswa ITK angkatan 2019. Pelatihan ini rencananya akan digelar selama tiga hari, yaitu tanggal 19, 21, dan 28 Nopember 2020. Acara dibuka dengan sambutan dari pembina kewirausahan ITK, Nashrul Millah, S.Si., M.Si. dilanjutkan dengan sambutan ketua KM ITK dan Menteri Kewirausahaan KM ITK. Materi LKMW terdiri atas tiga sesi, yaitu: Menggali ide bisnis dan berfikir kreatif; motivasi dan mindset pengusaha; dan BMC (Business Model Canvas). Materi ini disampaikan oleh mahasiswa dan alumni ITK yang memiliki pengalaman di bidang kewirausahaan. Hal ini agar peserta dapat mendengarkan secara langsung pengalaman senior-senior mereka dalam merintis dan mengembangkan bisnis mereka. Sehingga dapat lebih memotivasi dan memberikan gambaran secara real mengenai tantangan dan peluang yang akan dihadapi oleh mahasiswa pelaku usaha. Dalam kegiatan ini, peserta nampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan. Sebagai Output dari kegiatan ini, peserta akan melakukan simulasi pada hari terakhir pelatihan tanggal 28 Nopember nanti. Saat sesi simulasi peserta diminta untuk mempresentasikan ide bisnis dalam bentuk Bussiness Model Canvas (BMC). Acara LKMW ini merupakan tahap awal dari kurikulum kewirausahaan ITK. Dimana selanjutnya, mahasiswa akan dibekali dengan berbagai keterampilan wirausaha secara bertahap. Dengan demikian, saat lulus dari ITK, mahasiswa benar-benar siap untuk bersaing di dunia bisnis di Indonesia.

ITK Jadi Host Penilaian Kemajuan ASMI 2020 Wilayah Kalimantan

Akselerasi Startup Mahasiswa Indonesia (ASMI) merupakan kompetisi startup bagi mahasiswa aktif dari perguruan tinggi tingkat sarjana (program akademik) di Indonesia yang telah memiliki startup yang berjalan selama minimal 1 (satu) tahun. Program ini diharapan dapat mengakselerasi startup mahasiswa Indonesia terbaik untuk berkembang menjadi startup global. Bentuk kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan workshop, pendampingan dan Student Startup Accelerator Camp (SSAC). Program ini dilaksanakan bekerjasama dengan perusahaan digital teknologi dan pusat-pusat inkubator bisnis terpilih di dalam negeri. Tahun ini, Institut Teknologi Kalimantan (ITK) mengirimkan satu tim, yaitu YOI Akuakultur, untuk mengikuti kompetisi ini. YOI Akuakultur merupakan bisnis berbasis investasi di bidang perikanan. Setelah melalui dua tahap seleksi, tim ITK akhirnya lolos menjadi satu dari dua puluh lima startup terpilih seIndonesia yang mendapatkan bantuan hibah dari kemendikbud. Prestasi ini mengantarkan ITK untuk menjadi host dalam penilaian kemajuan ASMI wilayah Kalimantan pada hari Selasa, 17 Nopember 2020. Acara ini dihadiri oleh tim reviewer yaitu, Dr. Wahyuhari Haji, S.Kom., M.M., Kepala Pusat Kewirausahaan Universitas Mercubuana, dan Ir. Edi Suryanto, M.Sc, Ph.D., IPU, Sekretaris Program Studi Program Profesi Insinyur Peternakan Universitas Gajah Mada dan Auditor Sertifikasi Halal LP POM MUI DIY, tim dari belmawa, peserta ASMI, dan tim dosen pembina kewirausahaan ITK. Dua tim yang mempresentasikan startup mereka pada kegiatan ini adalah YOI Akuakultur, dari ITK, dan Sobat Masjid 2.0, dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM). Penilaian Kemajuan ASMI diawali dengan sambutan dari Wakil Rektor Bidang Akademik ITK, Nurul Widiastuti, S.Si., M.Si., Ph.D., dilanjutkan dengan sambutan dari reviewer ASMI 2020. Dalam sambutannya, Dr. Wahyuhari Haji, S.Kom., M.M. menyatakan bahwa mahasiswa di kalimantan, khususnya ITK, memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi seorang entrepreneur. Mereka hanya membutuhkan sedikit dorongan untuk dapat termotivasi bersaing dengan kampus-kampus lain di luar Kalimantan. Acara dilanjutkan dengan pemaparan progres bisnis dari kedua tim peserta ASMI yang kemudian ditanggapi oleh reviewer dalam bentuk konfirmasi, diskusi, dan pemberian saran serta rekomendasi. Acara hari itu ditutup dengan kunjungan ke tambak mitra YOI Akuakultur. Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa akan semakin termotivasi berwirausaha sehingga mampu mencetak entrepreneur-entrepreneur muda yang berkontribusi untuk kemajuan bangsa. Kedepannya, ITK akan terus aktif dalam usaha peningkatan dan pengembangan kegiatan kewirausahaan mahasiswa, terlebih dengan bergabungnya ITK dalam program SMART PROJECT bersama sepuluh Perguruan Tinggi dari dalam dan luar negeri dengan pendanaan Erasmus+.